Dalam melakukan modifikasi sepeda, kebanyakan biker atau teknisi sepeda akan melakukan perubahan-perubahan diantara komponen atau bagian yang di sesuai dengan jenis medan atau fungsi sepeda. Meski tak harus seluruhnya, bagian-bagian yang sering atau perlu dirombak saat modifikasi adalah :
Bagian rangka atau frame : langkah pertama yang harus diperhatikan yakni memerikasa seluruh body frame. Pemeriksaan ini mutlak menentukan kelayakan saat dipakai nanti. Apakah ada bagian pipa yang bengkok, retak, sambungan yang tak normal, hingga aligment (lurus tidaknya). Bangun frame yang kokoh sebaiknya dominan berbahan baku pipa aluminium. Meski, ada pula yang terbuat dari bahan scandium, titanium, hingga serat carbon. Untuk frame yang dilengkapi shock absorber dibagian belakang, perhatikan pula kinerjanya. Apakah daya pegasnya masih berfungsi dengan baik. Begitu pula pada setiap pivot dan linkage. Cek ulang apakah seluruhnya mampu bergerak normal dan lancer. Penggunaan frame ber-shock absorber, sedapat mungkin dihindari seandainya jalur yang dipergunakan cenderung rata atau terdapat banyak tanjakan. Sifat shock absorber yang meredam getaran justru menyedot tenaga kayuhan. Akibatnya, sepeda menjadi terasa berat dan lambat.
Bagian kemudi atau Steering : Handlebar merupakan komponen yang mempengaruhi style mengemudi. Secara prinsip, handlebar lurus (flat), lurus semi rise, rise bar dan handlebar melengkung ke bawah (drop bar). Bagian lain yakni stem yang menghubungkan antara handlebar dengan fork. Fungsi utama dari stem, menjepit bagian fork dan headset. Serta menggunakan fork sesuai arah yang diinginkan. Piranti lain yang bisa ditambahkan di bagian handlebar yaitu bar-end, berfungsi untuk memperpanjang dan memberi alternatif pegangan tangan pada handlebar. Komponen berikut yang tak kalah penting yaitu handlebar grip. Melindungi telapak tangan, agar pegang nyaman dan kokoh dalam durasi relative panjang.
Fork atau Suspensi : penggunaan fork rigid maupun bersuspensi, sangat berpengaruh pada tipikal jalan yang hendak dilewati. Apabila jenis medan yang dilalui bukan berwujud aspal mulus dianjurkan untuk menggunakan fork bersuspensi.
Rem atau Brakeset : Jenis pengereman sepeda umumnya terdiri atas rem disc hidrolic, disc mechanic, serta rem jenis v-brake. Masing-masing mempunyai system, komponen, serta unjuk kerja berbeda. Rem jenis disc hidrolic, tergolong handal disegala medan, kering maupun hujan. Dalam kondisi ekstrem sekalipun, seperti banjir atau berlumpur, rem disc hidrolic tetap nyaman digunakan. Kelemahannya, diperlukan ketelitian, harga tinggi, serta bobot lebih dibanding dengan v-brake. Jenis lain yakni rem disc mechanic, unggul di segala kondisi nyaris sebanding dengan rem disc hidrolic. Rem yang tergolong murah meriah yaitu jenis v-brake. Baik dipermukaan kering dan minim debu. Cenderung ringan, tetapi pada kondisi berdebu, hujan lebat, tergenang air, atau berlumpur, rem jenis v-brake kurang baik.
Bagian roda atau Wheelsheet;
Ban. Ber-knobby (tonjolan kasar) 26 inci. Sebaiknya ban tipe fast rebound justru mengadopsi karet lumayan keras dan alot. Kelemahannya mudah tergelincir di permukaan licin dan berair. Untuk mengeliminir kelemahan itu, umumnya dilengkapi dengan pola tapak ban rapat dan sedikit menonjol.
Velg. Sedapat mungkin disesuaikan dengan ruang roda pada frame atau fork, ukuran ban, serta jenis rem yang dipakai. Jika memakai velg kecil maka direkomendasikan memasang ban bertapak kecil pula. Semakin lebar ukuran ban, sebaiknya memakai velg berukuran lebar pula.
Spoke. Jumlah spoke pada sebuah roda bergantung pada jumlah lubang yang tersedia pada hub dan velg. Saat ini jumlah spoke sedikitnya berjumlah 16 dan maksimal 44 buah. Semakin sedikit jumlah spoke maka berat sebuah roda semakin ringan.
Hub dan Quick Release. Pada sektor hub, terdapat perbedaan antara bagian depan dan belakang. Khusus pada hub belakang, tersedia ruang berulir untuk pemasangan sprocket atau freewheel. Untuk mempermudah memasang atau mencopot roda dari frame sepeda, perlu digunakan quick release yang bertugas menjepit hub pada frame.
Drivetrain Groupset (kelompok komponen penggerak roda belakang). Bagian ini terdiri atas crankset, front derailleur, rear derailleur, sptocket/cassette, serta rantai. Untuk tugas pengubahan posisi gearing antara crank dan sprocket, dibutuhkan perangkat tambahan yaitu shifter lever (tuas pemindah gear). Biasanya diletakkan pada bagian handlebar. Sebaiknya pilihlah drive train bertipe multi cassette (gear), baik eksternal maupun internal. Mengantisipasi beragam kondisi jalur yang bakal dihadapi. Alhasil sepeda tetap melaju meski hambatan terhampar.
Sadel dan seatpost. sadel tergantung contour tubuh bagian bawah kita. Bentuk sadel ideal harus mampu menopang bagian “pantat” secara nyaman. Tak menghambat gerak kaki ketika mengayuh (khususnya pangkal paha belakang). Pilihan tingkat keempukan sadel sesuai dengan bahan penyusunnya. Ada yang berbahan padded foam, gel, carbon, plastic lunak, hingga bantalan udara. Penghubung sadel dengan seat tube frame, dibutuhkan komponen tambahan bernama seatpost. Pilih seatpost yang tak terlalu panjang atau terlalu pendek.
Pedal. Terbagi dua macam, clipless dan non clipless. Pedal clipless memiliki penguncian otomatis pada sepatu. Sedangkan pedal non slipless merupakan pedal biasa yang umum dipakai. Keuntungan pedal non clipless yaitu kaki lebih mudah menapak dan mudah untuk beranjak dari pedal secara mendadak. Sedangkan keuntungan pedal clipless, kayuhan bisa dilakukan dalam dua arah (menekan dan menarik). Penyaluran tenaga efisien karena telapak kaki melekat dengan pedal, serta memudahkan untuk melompati rintangan atau jalan berlubang.